Pengecer Gas 3 Kg Curhat Soal Kebijakan Baru Manis di Atas Pahit di Bawah, Tradisi Lama...
Pemilik warung Tasikmalaya protes larangan jual elpiji subsidi merasa kebijakan pemerintah beratkan usaha
2025-02-04 01:39:31 - Berita Dana
TASIKMALAYA - Terdengar bisik-bisik kekecewaan dari para pengecer gas elpiji subsidi 3 kilogram di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, baru-baru ini. Pasalnya, mereka merasa terpinggirkan dengan kebijakan baru Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang melarang mereka jualan gas subsidi sejak awal bulan Februari ini.
Salah satu pengecer, Uni Furqon (38), pemilik warung di Purbaratu, Kota Tasikmalaya, merasa pemerintah terlalu berlebihan. Menurutnya, kebijakan ini sangat merugikan bagi pengecer seperti dirinya. Dia merasa, selama ini dia lebih memilih dikirim oleh Pangkalan karena lebih efisien dan bisa fokus berjualan.
Uni Furqon mengungkapkan, "Kalau harga HET di Pangkalan kan Rp 16 ribu, harus pakai motor ambil barang juga pakai bensin. Barang sampai ke depan warung beda sedikit. Kita cuma ambil margin Rp 2.000 - Rp 3.000 untuk satu tabung. Saya biasa jual Rp 20.000 - Rp 22.000.
Dengan adanya kebijakan ini, Uni Furqon harus menambah biaya untuk mengurus izin menjadi sub-pangkalan. Namun, hitungannya jadi tidak masuk, karena mengurusi izin juga membutuhkan biaya tak sedikit.
Kebijakan ini turut mendapat kritikan dari Erna (43), pemilik warung di Tawang, Kota Tasikmalaya. Ia menilai, kebijakan ini mirip dengan kebijakan penghapusan bensin premium bagi para pengecer beberapa tahun lalu. Menurutnya, kebijakan ini hanya mendukung orang berduit saja yang bisa berdagang.
Sebagai penutup, kedua pengecer ini berharap agar pemerintah lebih bijak dalam membuat kebijakan. Mereka berharap agar kebijakan ini dapat ditinjau kembali demi keberlangsungan usaha mereka.