Kesulitan Pedagang Mi Ayam Dalam Memperoleh Elpiji 3 Kg

Penjual mi ayam Tanjung Duren hadapi tantangan temukan elpiji 3 kg dua tabung jadi kebutuhan berjualan

Kesulitan Pedagang Mi Ayam Dalam Memperoleh Elpiji 3 Kg

Berjualan mi ayam di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Tian (33) mengalami kesulitan mencari elpiji 3 kg. Ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang melarang pengecer, termasuk warung, menjual elpiji 3 kg mulai 1 Februari 2025.

Dalam sehari, Tian membutuhkan setidaknya dua tabung gas untuk berjualan. Akibat kebijakan tersebut, Tian harus berangkat lebih awal untuk mencari elpiji 3 kg. Tian mengaku biasanya membeli tabung elpiji di toko kelontong dekat rumahnya. Namun, kini warung-warung kecil tersebut sudah tidak lagi menjual elpiji.

Tak hanya Tian, warga lain seperti Sarno (58) juga merasakan hal yang sama. Sarno biasa membeli elpiji 3 kg di warung dekat rumahnya, tetapi kini harus berjalan sejauh lima menit untuk mendapatkan gas tersebut. Beruntung, dia tidak harus mengganti tabung gasnya setiap hari, melainkan seminggu sekali.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan ini dengan tujuan untuk mengendalikan distribusi elpiji 3 kg yang bersubsidi. Namun, dampak yang dirasakan oleh masyarakat, khususnya pedagang seperti Tian dan Sarno, adalah mereka harus mengeluarkan waktu dan tenaga lebih untuk mendapatkan gas.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa sejumlah warga harus rela mengantre untuk mendapatkan elpiji 3 kg di pangkalan resmi yang terletak di Jalan Way Besay, Tanjung Duren Selatan, Jakarta Barat.

Pengamatan di lokasi sekitar pukul 09.40 WIB, antrean warga yang ingin membeli gas 3 kg bersubsidi mencapai lima meter. Situasi ini tentu semakin memperparah kondisi pedagang mi ayam seperti Tian.