Megathrust Jepang Ancaman Gempa M 8-9 dan Tragisnya Ratusan Ribu Jiwa
Jepang berpotensi hadapi gempa besar dan tsunami dalam 30 tahun mendatang, tingkatkan kewaspadaan.
2025-01-23 19:12:10 - Berita Dana
Komite Penelitian Gempa Bumi Jepang baru saja mengumumkan peningkatan peluang terjadinya gempa besar atau megathrust di negara tersebut. Dalam laporan yang dirilis, peluang terjadinya gempa megathrust kini diperkirakan berada di angka 75-82 persen dalam 30 tahun ke depan. Ini adalah peningkatan dari perkiraan sebelumnya yang berkisar di angka 74-81 persen.
Gempa megathrust yang diprediksi dapat bermagnitudo 8-9 ini berpotensi memicu tsunami besar, menyebabkan ratusan ribu kematian, serta merugikan negara hingga miliaran dollar AS. Lokasi yang menjadi sorotan untuk kemungkinan terjadinya gempa ini adalah Palung Nankai, jurang bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang sejajar dengan pantai Pasifik Jepang.
Palung Nankai adalah area di mana lempeng tektonik samudra Laut Filipina menunjam perlahan ke bawah lempeng benua Jepang. Dalam prosesnya, lempeng-lempeng tersebut mengalami gesekan, menyimpan energi yang sangat besar hingga akhirnya dilepaskan dalam bentuk gempa dahsyat.
Menurut Markas Besar Penelitian Gempa Bumi milik pemerintah, selama 1.400 tahun terakhir, gempa besar di Palung Nankai telah terjadi setiap 100-200 tahun. Gempa terakhir yang tercatat di daerah ini berlangsung pada tahun 1946.
Pemerintah Jepang juga memberikan peringatan kepada publik mengenai potensi terjadinya tsunami setinggi lebih dari 30 meter, yang dapat menerjang pulau-pulau kecil di lepas pantai utama, berdasarkan perkiraan yang dikeluarkan pada 2012.
Pada Agustus 2024, Asosiasi Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan pertama tentang kemungkinan gempa besar, setelah terjadi gempa bermagnitudo 7,1 yang melukai 15 orang. Meskipun peringatan itu dicabut setelah seminggu, kepanikan menyebar di kalangan masyarakat, mendorong mereka melakukan panic buying.
Sejarah mencatat bahwa pada 1707, semua segmen Palung Nankai mengalami kerusakan secara bersamaan, menghasilkan gempa terkuat kedua dalam catatan Jepang. Peristiwa tersebut juga memicu letusan Gunung Fuji yang terakhir, diikuti dua megathrust Nankai pada 1854, serta dua gempa lainnya pada 1944 dan 1946.